Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perbedaan Nu dan Muhammadiyah dalam Menentukan Puasa

Puasa adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilakukan oleh umat Muslim yang mampu. Puasa dilaksanakan selama sebulan penuh pada bulan Ramadhan, yang dihitung berdasarkan penentuan awal bulan Ramadhan. Dalam menentukan awal bulan Ramadhan, terdapat perbedaan pandangan antara Nahdlatul Ulama (Nu) dan Muhammadiyah. Artikel ini akan membahas perbedaan tersebut dan konsekuensi praktis dari perbedaan pandangan tersebut.

Pengertian Puasa

Puasa adalah menahan diri dari makan, minum, dan hubungan suami istri dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Puasa dilakukan untuk membuktikan ketaqwaan kepada Allah SWT dan mengendalikan hawa nafsu.

Sejarah Pembentukan Nu dan Muhammadiyah

Nu didirikan pada tahun 1926 oleh Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy'ari. Nu merupakan organisasi Islam terbesar di Indonesia yang berhaluan Sunni. Nu memiliki pandangan moderat dan toleran terhadap perbedaan pandangan dalam Islam.

Muhammadiyah didirikan pada tahun 1912 oleh KH Ahmad Dahlan. Muhammadiyah juga merupakan organisasi Islam terbesar di Indonesia, namun berhaluan salafi. Muhammadiyah memiliki pandangan yang lebih konservatif terhadap Islam.

Nu dan Muhammadiyah dalam Menentukan Awal Bulan Ramadhan

Penentuan awal bulan Ramadhan dilakukan berdasarkan pengamatan hilal atau rukyat, atau menggunakan metode hisab, yaitu perhitungan matematika. Pengamatan hilal dilakukan dengan melihat langsung ke langit pada saat matahari terbenam pada hari ke-29 Sya'ban. Jika hilal terlihat, maka esok harinya adalah awal bulan Ramadhan. Namun, jika hilal tidak terlihat, maka puasa Ramadhan dimulai pada hari ke-30 Sya'ban.

Metode hisab dilakukan dengan menghitung secara matematis gerak bulan dan matahari. Metode ini lebih tepat dan jauh lebih mudah dilakukan, karena tidak terkait dengan kondisi cuaca dan lokasi pengamat.

Pandangan Nu tentang Hisab dan Rukyat

Nu menganggap bahwa pengamatan hilal lebih baik daripada metode hisab. Nu berpendapat bahwa pengamatan hilal lebih sesuai dengan sunnah Rasulullah dan lebih memperkuat rasa kebersamaan umat Islam dalam menentukan awal bulan Ramadhan.

Pandangan Muhammadiyah tentang Hisab dan Rukyat

Muhammadiyah menganggap bahwa metode hisab lebih akurat daripada pengamatan hilal. Muhammadiyah berpendapat bahwa metode hisab lebih memperkecil kesalahan dalam menentukan awal bulan Ramadhan.

Perbedaan Nu dan Muhammadiyah dalam Menentukan Awal Bulan Ramadhan

Perbedaan pandangan antara Nu dan Muhammadiyah dalam menentukan awal bulan Ramadhan terletak pada metode yang digunakan. Nu lebih cenderung menggunakan pengamatan hilal, sedangkan Muhammadiyah lebih cenderung menggunakan metode hisab.

Konsekuensi Praktis dari Perbedaan Pandangan

Perbedaan pandangan antara Nu dan Muhammadiyah dalam menentukan awal bulan Ramadhan dapat memengaruhi praktik ibadah puasa. Jika kedua organisasi tersebut memulai puasa pada tanggal yang berbeda, maka umat Islam di Indonesia akan terbagi menjadi dua kelompok. Hal ini dapat memengaruhi jumlah jamaah shalat tarawih dan iktikaf di masjid, serta kegiatan sosial dan budaya selama bulan Ramadhan.

Kesimpulan

Nu dan Muhammadiyah memiliki perbedaan pandangan dalam menentukan awal bulan Ramadhan, terutama dalam metode yang digunakan. Nu cenderung menggunakan pengamatan hilal, sedangkan Muhammadiyah lebih cenderung menggunakan metode hisab. Perbedaan pandangan ini dapat memengaruhi praktik ibadah puasa dan kegiatan sosial dan budaya selama bulan Ramadhan.

FAQ

  1. Apa itu hisab dalam menentukan awal bulan Ramadhan?

Hisab adalah metode perhitungan matematis yang digunakan untuk menentukan awal bulan Ramadhan.

  1. Mengapa Nu lebih cenderung menggunakan pengamatan hilal?

Nu menganggap bahwa pengamatan hilal lebih sesuai dengan sunnah Rasulullah dan lebih memperkuat rasa kebersamaan umat Islam dalam menentukan awal bulan Ramadhan.

  1. Mengapa Muhammadiyah lebih cenderung menggunakan metode hisab?

Muhammadiyah menganggap bahwa metode hisab lebih akurat dan lebih memperkecil kesalahan dalam menentukan awal bulan Ramadhan.

  1. Apa konsekuensi praktis dari perbedaan pandangan Nu dan Muhammadiyah dalam menentukan awal bulan Ramadhan?

Perbedaan pandangan ini dapat memengaruhi praktik ibadah puasa dan kegiatan sosial dan budaya selama bulan Ramadhan.

  1. Apa yang harus dilakukan jika Nu dan Muhammadiyah memulai puasa pada tanggal yang berbeda?

Umat Islam di Indonesia harus memutuskan untuk mengikuti salah satu organisasi atau menentukan awal bulan Ramadhan sendiri berdasarkan keyakinannya masing-masing.