Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perbedaan Aliran Sunni dan Syiah Dalam Islam

Perbedaan Aliran Sunni dan Syiah Dalam Islam

Sebagai umat Islam, kita tentu sudah akrab dengan istilah Sunni dan Syiah. Namun, tahukah kita sebenarnya apa perbedaan keduanya? Perbedaan ini bukanlah sesuatu yang sepele, karena bisa memengaruhi cara kita beribadah dan memahami ajaran agama.

Mulai mengenal Sunni dan Syiah

Aliran Sunni dan Syiah sama-sama mengakui bahwa Islam adalah agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Namun, perbedaan mendasar antara keduanya terletak pada pengakuan terhadap kepemimpinan setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.

Aliran Sunni mempercayai bahwa pemimpin Muslim setelah Nabi Muhammad SAW seharusnya dipilih melalui konsensus umat Islam atau pemilihan. Sementara itu, aliran Syiah meyakini bahwa kepemimpinan seharusnya dilanjutkan oleh keturunan langsung Nabi Muhammad SAW, mulai dari Ali bin Abi Thalib.

Asal Mula Perbedaan

Perbedaan antara Sunni dan Syiah bermula pada masa khalifah kedua, yaitu Umar bin Khattab. Pada saat itu, Ali bin Abi Thalib, yang merupakan kerabat Nabi Muhammad SAW, merasa dirugikan dalam proses pemilihan khalifah kedua. Ali seharusnya menjadi khalifah, namun akhirnya Umar bin Khattab yang terpilih.

Ali tetap setia dan mendukung kepemimpinan Umar bin Khattab, namun pada masa kepemimpinan ketiga khalifah, Utsman bin Affan, terjadi konflik antara kelompok yang mendukung Utsman dan kelompok yang mendukung Ali. Utsman akhirnya dibunuh oleh kelompok yang tidak setuju dengan kepemimpinannya, dan Ali menjadi khalifah keempat.

Namun, setelah masa kepemimpinan Ali, terjadi perpecahan di kalangan umat Islam. Ada kelompok yang meyakini bahwa kepemimpinan seharusnya tetap berada dalam keturunan langsung Nabi Muhammad SAW, sedangkan kelompok lainnya menganggap bahwa kepemimpinan seharusnya dipilih melalui konsensus umat Islam atau pemilihan.

Perspektif Sunni

Sebagai mayoritas umat Islam, aliran Sunni memiliki pandangan yang berbeda dengan aliran Syiah. Sunni meyakini bahwa kepemimpinan setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW seharusnya dipilih melalui konsensus umat Islam atau pemilihan.

Sunni mengakui empat khalifah pertama, yaitu Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Namun, Sunni tidak mempercayai bahwa Ali seharusnya menjadi khalifah pertama, karena kepemimpinan harus dipilih melalui konsensus umat Islam atau pemilihan.

Perspektif Syiah

Sebagai minoritas umat Islam, aliran Syiah memiliki pandangan yang berbeda dengan aliran Sunni. Syiah meyakini bahwa kepemimpinan setelah wafatnya Nabi Muhammad seharusnya dilanjutkan oleh keturunan langsung Nabi Muhammad SAW, mulai dari Ali bin Abi Thalib. Syiah menganggap bahwa Ali seharusnya menjadi khalifah pertama, dan bahwa empat khalifah pertama tidak memiliki hak atas kepemimpinan.

Selain itu, Syiah juga menganggap bahwa Ali dan keturunannya memiliki kemampuan khusus untuk memahami ajaran agama secara lebih mendalam daripada orang lain. Oleh karena itu, Syiah menempatkan Imam Ali dan para imam keturunannya sebagai pemimpin spiritual yang dianggap memiliki otoritas yang lebih tinggi daripada ulama Sunni.

Konsekuensi Perbedaan

Perbedaan antara Sunni dan Syiah bukan hanya masalah sejarah atau pandangan keagamaan semata, tetapi juga memiliki konsekuensi yang nyata dalam kehidupan umat Islam. Beberapa contoh konsekuensi dari perbedaan ini adalah:

  1. Praktik ibadah yang berbeda

Perbedaan pandangan antara Sunni dan Syiah memengaruhi cara umat Islam melakukan ibadah. Contohnya, Syiah memiliki cara tersendiri dalam melakukan shalat dan merayakan perayaan-perayaan agama.

  1. Perbedaan pandangan politik

Perbedaan pandangan antara Sunni dan Syiah juga menciptakan perbedaan pandangan politik di kalangan umat Islam. Ada beberapa negara yang memiliki mayoritas Sunni atau Syiah, dan kecenderungan politik di negara-negara ini sering kali dipengaruhi oleh perbedaan pandangan agama.

  1. Konflik dan kekerasan

Perbedaan antara Sunni dan Syiah juga seringkali menciptakan konflik dan kekerasan di kalangan umat Islam. Ada beberapa negara yang mengalami konflik antara kelompok Sunni dan Syiah, yang seringkali berujung pada tindakan kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia.

Pentingnya Toleransi dan Persatuan

Perbedaan antara Sunni dan Syiah merupakan fakta yang harus diakui, namun tidak boleh menjadi alasan untuk memecah belah umat Islam. Kita sebagai umat Islam seharusnya lebih mengutamakan persatuan dan toleransi, daripada memperkuat perbedaan antara kelompok kita dengan kelompok lainnya.

Sebagai umat Islam, kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga kedamaian dan kerukunan di kalangan sesama Muslim. Kita harus mampu saling menghormati perbedaan pandangan, dan tidak boleh memojokkan kelompok lain dengan pandangan yang berbeda.

Kesimpulan

Perbedaan antara Sunni dan Syiah bukanlah sesuatu yang sepele, namun juga bukanlah alasan untuk memecah belah umat Islam. Kita harus mampu menghargai perbedaan pandangan, dan tetap menjaga persatuan dan toleransi di kalangan sesama Muslim.

Pertanyaan: Perbedaan Sunni dan Syiah dalam Islam

Apa perbedaan antara Syiah dan Sunni?

Perbedaan utama antara Sunni dan Syiah terletak pada pandangan mereka tentang suksesi kepemimpinan setelah kematian Nabi Muhammad SAW. Sunni memilih Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali sebagai Khalifah secara berurutan, sementara Syiah percaya bahwa Ali adalah pengganti sah pertama Nabi Muhammad dan bahwa suksesi harus terus diwariskan kepada keturunannya.

Siapa Tuhan Syiah?

Seperti Sunni, Syiah juga percaya kepada Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan yang disembah dalam agama Islam.

Apakah Islam Sunni?

Ya, Islam Sunni adalah salah satu dari dua cabang utama Islam yang mengikuti sunnah (tradisi) Nabi Muhammad dan sahabat-sahabatnya.

Apakah Syiah itu Islam atau bukan?

Ya, Syiah adalah salah satu cabang dari agama Islam.

Orang Syiah menyembah apa?

Seperti Sunni, Syiah menyembah hanya Allah SWT. Namun, ada beberapa perbedaan dalam praktik ibadah mereka.

Mengapa Syiah membenci sahabat dan Aisyah?

Tidak semua Syiah membenci sahabat dan Aisyah. Namun, beberapa Syiah percaya bahwa beberapa sahabat melakukan tindakan yang salah terhadap keluarga Nabi Muhammad dan menganggap Aisyah terlibat dalam perang saudara melawan Ali.

Apakah Syiah bersyahadat?

Ya, Syiah bersyahadat dan mengucapkan "Laa ilaha illa Allah, Muhammadur Rasulullah" seperti Sunni.

Apa ciri-ciri orang Syiah?

Beberapa ciri-ciri umum orang Syiah antara lain percaya pada kepemimpinan Ahlul Bait (keturunan Nabi Muhammad), percaya pada konsep imamah, dan menggunakan tasbih dengan jumlah doa yang berbeda dengan Sunni.

Apakah Syiah itu sesat atau tidak?

Tidak tepat untuk menyatakan apakah suatu aliran dalam Islam "sesat" atau tidak. Setiap orang berhak untuk memiliki keyakinan mereka sendiri, asalkan itu tidak melanggar prinsip-prinsip dasar agama Islam.

Apa saja kesesatan Syiah?

Tidak ada yang disebutkan secara spesifik sebagai kesesatan Syiah dalam Islam. Namun, ada perbedaan pandangan antara Sunni dan Syiah pada beberapa masalah seperti suksesi kepemimpinan dan beberapa perbedaan dalam praktik ibadah.

Apakah Syiah menghalalkan nikah mut'ah?

Beberapa sekte dalam Syiah mempraktikkan nikah mut'ah, tetapi kebanyakan ulama Syiah dan Sunni sepakat bahwa nikah mut'ah tidak sah dalam Islam.

Apakah Sunni dan Syiah bisa bersatu?

Sebagai umat Islam, Sunni dan Syiah harus berusaha untuk mencapai persatuan dan toleransi. Namun, ada perbedaan yang mendasar antara keduanya, yang menyulitkan terjadinya persatuan yang utuh.

Indonesia menganut aliran Islam apa?

Mayoritas penduduk Indonesia menganut Islam Sunni.

Apa ciri-ciri aliran Sunni?

Beberapa ciri-ciri umum aliran Sunni antara lain mengikuti empat mazhab fiqih (Hanafi, Maliki, Shafi'i, dan Hanbali), percaya pada konsep sunnah (tradisi) Nabi Muhammad dan sahabat-sahabatnya, menggunakan tasbih dengan jumlah doa yang berbeda dengan Syiah, dan mempercayai bahwa pemimpin Muslim harus dipilih dari umat Muslim.

Rukun Islam Syiah ada berapa?

Rukun Islam dalam Islam Syiah sama dengan Sunni, yaitu lima: syahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji.

Berapa kali orang Syiah shalat?

Seperti Sunni, Syiah juga melakukan shalat lima kali sehari, yaitu shalat fajar, dzuhur, ashar, maghrib, dan isya.

Apakah Syiah mengakui Nabi Muhammad?

Ya, Syiah mengakui Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir dan rasul Allah SWT.

Mayoritas Syiah di mana? 

Mayoritas umat Islam di seluruh dunia adalah Sunni, sementara minoritas adalah Syiah. Mayoritas Syiah ada di negara-negara seperti Iran, Irak, Bahrain, dan Lebanon.